Sunday, January 15, 2017

Kisah Pendekar Bunga - Chapter 7 - Kejadian Tidak Terduga

Pagi itu udara sangat sejuk dan menyenangkan.

Burung - burung berkicau dengan merdunya.

Angin berhembus perlahan membawa aroma kesejukan musim gugur.

Sebagian besar orang masih terlelap diatas tempat Tidurnya.

Suasana pagi ini benar - benar terasa sangat tenang dan damai.

Tetapi tidak dengan rumah keluarga Yuan.

Disana kini terjadi sebuah kegaduhan. Banyak orang hilir mudik diruangan tengah. Sebagian besar dari orang -orang itu berprofesi sebagai tabib.

Ada kejadian apakah gerangan ?

Siapakah yang menderita sakit ?

Yuan Tan sebagai tuan besar pemilik rumah, tampak sangat gelisah. Dia berjalan kesana kemari dengan tiada hentinya mengelus kumisnya. Wajahnya pucat dan lesu seperti orang yang kurang tidur kurang makan.

Sementara itu diruangan lain, tampak nyonya Yuan sedang duduk di meja makan. dihadapannya sudah dihidangkan bebagai Macam makanan lezat, namun dia sama sekali tidak mempunyai selera makan.
Dia hanya menatapi hidangan lezat tersebut dengab tatapan matanya yang kosong. Pikiranya entah sudah melayang kemana. Seolah - olah jiwanya sudah terbang meninggalkan tubuhnya. Dia hanya diam mematung disitu.

A chu baru terbangun dari tidurnya. Seperti biasa dimeja sudah tersedia sebaskom air dan seperangkat baju bersih.

Setelah A chu membersihkan diri dan mengganti pakaian dia segera meninggalkan kamarnya. Perutnya sudah mulai lapar, oleh karena itu dia bergegas menuju ruang makan.
Kamar A chu letaknya aga diujung . Oleh karena itu keadaan yang terjadi diruangan tengah dia belum mengetahuinya sama sekali.

Setibanya A chu diruang makan dia merasa agak heran. Karena disana hanya terdapat Bibinya seorang diri. Pamannya tidak hadir disitu dan Yuan Ting juga tidak ada. Apakah Mungkin mereka masih tidur ? Pikir A chu.

A chu mencoba menyapa Bibi Yuan.

"Selamat pagi Bibi.."

A chu menyapa sambil tersenyum ramah. Namun tidak ada jawaban atau reaksi apapun dari bibinya.
nyonya Yuan masih tetap diam mematung. Dia masih tetap memandangi hidangan didepanya dengan tatapan kosong.

Agak lama A chu memperhatikan bibinya, lalu dia memutuskan untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan bibinya. A chu diam tidak bersuara, Dia tidak mau menggangu bibinya. Entah apa gerangan yang sedang dipikirkan oleh bibinya.

A chu juga tidak mau menyantap makananya. Dia tidak akan makan sebelum Bibinya makan.
A chu menunggu dan menunggu sambil sekali - sekali matanya melirik ke kiri dan kekanan. Tapi sudah sekian lama A chu menunggu banyangan pamannya dan Yuan Ting masih juga belum terlihat.

Akhirnya nyonya Yuan mulai menyadari kehadiran A chu disitu. Dia agak terkejut melihat A chu sudah duduk dihadapanya. Lalu dia berkata kepada A chu :

"Loh A chu, sejak kapan kau datang ? mengapa kau diam saja dan tidak menyadarkan bibi ? "

"Ah ha ha , tadi aku sudah memanggil bibi, tapi sepertinya bibi sedang berfikir keras dan tidak mendengar. Lalu aku duduk disini dan menunggu, aku tidak ingin mengganggu konsentrasi bibi" jawab A chu dengan nada riang.

A chu memperhatikan wajah bibinya, Wajah bibi Yuan tampak agak pucat. Dan dia tampak agak kurang bertenaga. A chu dapat melihat hal ini. Oleh karena itu dia lalu bertanya :

"Bibi, apakah kau baik - baik saja ? "

Nyonya Yuan menatap A Chu agak lama. Matanya mulai berkaca - kaca.

Sesaat kemudian pecahlah tangisnya.

"Oh A chu, Kenapa hal ini harus terjadi ? Apa yang harus aku lakukan ? Hu hu hu"
Nyonya Yuan berkata sambil menangis. Tanganya berusaha menutupi wajahnya, namun tidak dapat menyembunyikan luapan air matanya.

A chu sangat kaget , karena secara mendadak bibi Yuan menangis keras. Dan hal yang membuat dia sangat heran adalah tiba - tiba bibinya bertanya kepadanya, mengenai prihal yang sama sekali tidak diketahuinya.

Apa yang terjadi ?

"Bibi ! aku mohon, bibi coba tenang ya ! Minumlah dahulu air putih ini, dan cobalah bibi jelaskan padaku secara perlahan, apa yang sebenarnya terjadi ? "

A chu menghampiri bibinya sambil memberikanya segelas air. Lalu dia mengusap - usap pundak bibinya.

Tidak lama kemudian nyonya Yuan mulai tenang lalu dia mulai berkata :

"Oh A chu, aku tidak tahu pasti apa yang sebenarnya telah terjadi. Yuan Ting .. Anak Ting tiba - tiba tidak sadarkan diri sejak semalam." Bibi Yuan menceritakan kejadian yang terjadi semalam.

"Semalam sehabis Yuan Ting kembali kerumah, setelah kalian pergi bermain bersama. Dia tampak mengurung diri dikamarnya. Pada waktu kita makan malam bersama juga, Yuan Ting tidak ikut. Aku pikir mungkin dia kelelahan dan tertidur sebentar.

Namun aku menjadi khawatir, sebab sepulag kerumah Yuan Ting belum makan malam. Aku takut hal ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatanya.

Akhirnya aku memutuskan untuk kedapur dan mencoba menyiapkan makan malam, untuk aku antarkan kekamarnya.

Sesampainya di depan kamarnya, aku berusaha mengetuk pintu kamarnya beberapa kali sambil memanggil namanya. Namun berkali - kali aku panggil, tidak ada jawaban dari dalam.

Akhirnya aku mencoba masuk sendiri tanpa Permisi terlebih dahulu. Begitu aku masuk kedalam, aku melihat Yuan Ting sedang berbaring diatas tempat tidurnya.

Aku letakkan makanan itu di atas meja, lalu aku berusaha untuk membangunkanya, dengan memangil namanya namun dia tidak menjawab.

Apakah begitu lelap tidurnya ? pikirku.

Selang agak lama aku menvoba membangunknya lagi, kali ini aku berfikir untuk menggoyang - goyang tubuhnya secara perlahan.

Tetapi begitu tangan ku menyentuh tubuhnya, aku kaget, karena tubuhnya terasa sangat panas sekali.

Aku mencoba untuk membangunkanya lagi, namun dia tidak kunjung sadarkan diri. Aku panik, langsung aku coba memeriksa pernafasanya, syukurlah dia masih bernafas walaupun nafasnya sangat lemah. Aku coba memeriksa nadinya. Aku sangar kaget karena aliran darahnya seperi tidak beraturan. Segera aku berlari keluar dan memanggil suamiku.

Akhirnya suamiku datang dan memeriksa kondisi Yuan Ting.
Dia tampak sangat terkejut begitu mendengar penjelasanku, tentang aliran darah Yuan Ting yang menjadi tidak beraturan.

Setelah dia coba memeriksa jalan darah Yuan Ting. Wajahnya tiba - tiba berubah menjadi pucat dan tidak menentu, antara kaget, sedih dan takut.

Lalu dia memerintahkan aku untuk keluar dan menutup pintu rapat - rapat, sementara dia akan berusaha menyalukan tenaga dalamnya, untuk mengembalikan aliran darah Yuan Ting yang tidak beraturan. Karena terlambat sedikit saja jiwa anak Ting sudah tidak dapat tertolong.

Aku segera bergegas keluar dan menutup pintu kamar rapat - rapat, sambil tiada hentinya aku brdoa untuk keselamatan Yuan Ting.

Semalam suntuk aku menunggu didepan kamar Yuan Ting. Aku sangat gelisah dan takut. Aku menghawatirkan keadaan Yuan Ting dan suamiku.

Tiba tiba dari dalam terdengar suara suamiku memanggilku :

"Adik Lim kemarilah ! " suaranya terdengar sangat lelah.

Aku bergegas masuk kedalam .

Disana aku melihat suamiku sedang terduduk lesu disamping pembaringan Yuan Ting. wajahnya terlihat pucat sekali. Lalu aku melihat Yuan Ting masih tidak sadarkan diri, namun nafasnya susah terdengar lebih teratur.

"Adik Lim, dengarkan ! kau segera pergilah kekota, dan panggil semua tabib yang ada dikota kesini, untuk memeriksa kondisi Yuan Ting saat ini. Aku telah berusaha sekuat tenaga, untuk mengembalikan aliran darah Yuan Ting seperti sedia kala. Namun Ilmu dan Tenagaku terasa tidak cukup.

Walaupun aku telah berhasil mengembalikan aliran - aliran darah Yuan Ting sebagian, sehingga nafasnya menjadi teratur, tetapi tubuhnya masih sangat lemah .

Aku ingin agar para tabib berusaha menjaga kondisi kesehatan Yuan ting, agar penyakit lamanya tidak kambuh dan membuat tubuhnya menjadi lebih parah , sementara aku berusaha menghimpun tenaga dan mencari cara menyembuhkan Yuan Ting secara perlahan.

Percayalah pasti ada Jalan"

Begitulah pada akhirnya aku bergegas pergi kekota dan membangunkan setiap tabib yang pernah aku kenal, dan menyuruh mereka segera kesini. Beberapa tabib yang melihat kondisiku menyuruhku untuk makan dan beristirahat . Tetapi … tetapi aku.. "

Begitulah akhirnya nyonya Yuan bercerita kepada A chu, mengenai masalah kesehatan yang menimpa putrinya.

A chu diam mematung dan tidak bisa berkata apa - apa . Mendengar penjelasan dari bibinya. Wajahnya berubah cemas dan takut.

Selang agak lama dia segera berlari menuju ke kamar Yuan Ting.

Namun begitu A chu baru saja tiba dilorong menuju kamar Yuan Ting , seseorang memanggil namanya.

A chu menghentikan langkahnya lalu dia menoleh.

Ternyata paman Yuan yang memanggilnya.

A chu segera berjalan menuju kearah pamannya.

Paman Yuan tampak sangat berbeda. Kondisi tubuhnya terlihat mengenaskan. Wajahnya pucat. Dan pinggiran matanya tampak menghitam. Kondisinya seperti orang penyakitan. Dia terlihat sangat kelelahan.

"Paman , apakah kau baik - baik saja ? " A chu bertanya kepada pamannya sambil cepat menghampirinya.

Paman Yuan menatap A chu beberapa saat. Lalu menjawab.

"Aku baik - baik saja, A chu ikutlah denganku ! Aku ingin berbicara dan menanyakan beberapa hal denganmu "

"Baiklah paman" jawab A chu.

Paman Yuan mengajak A chu ke ruangan pribadinya, yaitu ruangan baca yang ada disamping ruang makan.

"Nah A chu duduklah ! "

Paman Yuan mempersilahkan A chu untuk duduk. A chu menuruti perintah pamannya. Yuan tan pun mengambil posisi duduk tidak jauh dari A chu.

Yuan tan menatap A chu lama sekali. Lalu dia mulai bertanya :

"A chu apakah kau sudah mendengar tentang keadaan Yuan Ting ? "

Sinar mata Yuan tan tampak redup. Dia masih menatap A chu.

"Aku sudah mendengarnya dari bibi. Paman, bagaimana kondisi Yuan Ting sekarang paman ? Apakah dia masih belum sadarkan diri ? " A chu terlihat sangat cemas dan panik. Dia tidak bisa duduk dengan tenang.

"A chu, Tenanglah ! kondisinya sekarang sudah sedikit membaik. Aku telah berusaha sekuat tenaga untuk menolongnya, walaupun dia masih belum sadarkan diri. Sekarang para tabib sedang mencoba merawat dirinya"

Terlihat kekecewaan besar diraut muka Yuan Tan. Dia menghela nafas, lalu dia kembali bertanya :

"A chu, apakah kau pernah melihat hal - hal yang aneh dilakukan Yuan Ting akhir - akhir ini ? Soalnya aku merasa akhir - akhir ini sikapnya menjadi agak berbeda"

A chu tampak sedikit heran, dia sedikit memiringkan kepala lalu dia menjawab :

"aku rasa tidak paman. Setiap aku pergi bermain bersamanya, Yuan ting hanya aku suruh duduk mendengarkan aku bercerita. Karena aku tahu Yuan Ting tidak boleh terlalu lelah. "

Mendengarkan jawaban dari A chu, Yuan tan tidak memperlihatkan reaksi apa - apa. Dia kembali menatap A chu agak lama lalu dia berkata :

"Benarkah kalian tidak pernah mencoba melakukan hal yang aneh - aneh ? "

"Maksud paman ? "

Yuan tan menghela nafas lalu melanjutkan :

"Suatu hari ketika aku sedang berjalan ditaman, dari jendela kamarnya, aku pernah secara tidak sengaja, melihat Yuan ting melakukan suatu hal yang tidak biasa, dia berduduk sila diatas dilantai, lalu melakukan gerakan - gerakan yang belom pernah aku lihat sebelumnya.

Aku sangat kaget . Karena aku merasa tidak pernah mengajarkan apa - apa kepadanya.

Dari mana dia bisa mempelajari gerakan - gerakan itu ?

Maka ketika kalian sedang pergi bermain, aku menyelinap kedalam kamarnya dan memeriksa semua buku - buku yang ada dikamarnya. tetapi tidak berhasil menemukan petunjuk apapun. Kebanyakan buku itu hanyalah buku sejarah dan kisah - kisah rakyat.

Lalu seperti yang kamu ketahui , tiba - tiba semalam Yuan Ting mengalami sakit yang sangat parah. Ketika aku periksa, ternyata jalan darahnya menjadi kacau dan tidak beraturan. Sepertinya penyebabnya adalah gerakan - gerakan aneh yang dilakukanya akhir - akhir ini "

Wajah A chu tampak memucat , keringat dingin mulai membasahi sekujur tubuhnya.

Dia mendadak bangkit dari tempat duduknya .

"Ti… tidak mungkin, kemarin tubuhnya tampak masih baik - baik saja. Bahkan… bahkan kesehatannya sepertinya sudah mulai membaik. Karena Aku… Akulah yang mengajarkan gerakan itu kepadanya"

"APA…?”

Yuan tan terlihat sangat kaget dan juga merasa tidak percaya, dengan apa yang barusan didengarnya.

Di lalu bngkit dari tempat duduknya dan segera menghampiri A chu. Emosinya meluap - luap.

"A chu, benarkah apa yang baru saja kau bilang ? "

Yuan tan telah berdiri didepan A chu.

"Be.. benar paman, te… tetapi..” A chu tertunduk lesu.

Terlihat kekecewaan yang sangat mendalam diwajah Yuan Tan . Dia tidak habis percaya, ternyata A chu lah yang Telah menyebabkan anak gadisnya satu - satunya, mengalami musibah yang hampir merenggut jiwanya.

Hampir saja dia memukul A chu, namun melihat raut muka A chu yang terlihat sangat menyesal, akhirnya dia berhasil mengendalikan emosinya.

Yuan tan membalikan badan dan berjalan kembali menuju tempat duduknya semula.

Dia terduduk lemas. Lalu dia menundukan kepalanya. Sambil kedua tanganya menutupi wajahnya dia lalu berkata :

"Oh A chu, mengapa kau begitu sembrono. Mengapa kau begitu gegabah. Kau mengajarkan sesuatu kepada Yuan Ting, tanpa memikirkan resikonya terhadap kondisi kesehatanya. Kau kan tahu kalau tubuhnya sangat lemah. "

"Maafkan aku paman, aku sangat menyesal dengan kejadian ini, aku.. aku.. "

"Sudahlah A chu, kejadiannya sudah menjadi begini . Kau masih sangat muda, wajar kalau kau sering melakukan hal yang gegabah. Dan sekarang lebih baik aku memikirkan bagaimana cara ,untuk memulihkan kondisi kesehatan Yuan Ting" Yuan tan masih tertunduk lesu.

A chu mencoba menghampiri pamanya . Dengan bersungguh - sungguh lalu dia berkata :

"Paman, semua ini adalah kesalahanku, bila ada suatu hal yang bisa aku lakukan untuk menolong Yuan Ting katakan saja paman, apapun pasti akan aku lakukan? "

Yuan tan megangkat kepalanya dan menatap A chu.

"Ah A chu sudahlah, untuk saat ini..."

Tiba - tiba perkataan Yuan tan terhenti sebentar, karena sepertinya dia mengingat sesuatu.

"Ah benar, bila aku dapat mengetahui darimana dan dari aliran mana sumber gerakan yang dipelajari Yuan ting, mungkin aku dapat belajar cara memulihkanya “

Lama Yuan tan memandang A chu lalu dia bertanya :

" A chu, sesunguhnya darimana kau mempelajari gerakan itu ? Apakah ada seseorang yang mengajarkanmu ? "

A chu tampak berfikir sejenak.

Lalu dia mulai menceritakan Darimana dan bagaimana dia mempelajari gerakan itu , dia menceritakan tentang mendiang Ayahnya yang memaksanya untuk menghafalkan isi sebuah kitab kuno , dan dari situlah dia memperoleh petunjuk tentang gerakan tersebut.

Yuan tan tampak serius mendengarkan cerita dari A chu. lalu dia bertanya :

"A chu apakah kau masih menghafalkan isi kitab tersebut ?

"Tentu saja paman, karena itu merupakan pesan trrakhir dari ayah" A chu menjawab dengan sungguh - sungguh.

"Bagus sekali ! Bila aku dapat mempelajari isi kitab tersebut, mungkin saja aku dapat menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit Yuan Ting "

A chu tampak menemukan sebuah sinar harapan. Lalu dia berkata.

"Baiklah paman. Akan aku coba menuliskan seluruh isi kitab tersebut secepatnya. Aku rasa memang lebih baik paman yang mempelajari isi kitab tersebut. Aku percaya Kalau orang segagah dan sebaik paman yang mempelajarinya, pasti ayahpun akan setuju."

"Terima kasih banyak A chu, mudah - mudahan dengan ini, jiwa Yuan Ting dapat tertolong "

Begitulah pada akhirnya A chu memutuskan, untuk mulai menuliskan isi kitab wasiat peninggalan mendiang Ayahnya, untuk menolong jiwa Yuan Ting.
________________________________________________________________________________________

Previous Chapter                                                                                                              Next Chapter

No comments:

Post a Comment