Saturday, August 12, 2017

BAB 4 – Risa Aura

bab 4 – Risa Aura

Dulu, ketika Klan Biru dimusnahkan oleh Kerajaan Wiru, Tetua pertama mengucapkan sebuah sumpah untuk membangkitkan Klan Biru dan menjadikan klan mereka sebagai raja dari sebuah kerajaan terbesar di dunia. Tetua leluhur, ketika mendengar rincian sumpah itu, mengangguk setuju dan ikut bersumpah, namun sumpahnya bukanlah sembarang sumpah, melainkan sumpah pendekar. Siapapun yang melanggar sumpah pendekar akan kehilangan Qinya.

Mendengar bagaimana Tetua leluhur melakukan sumpah pendekar, satu persatu tetua dari Kuil Nimia melakukan hal yang sama, itulah penyebab mereka berlaku begitu lembut dan penuh kasih sayang kepada Awan Biru!

Walaupun begitu, Tetua leluhur dan para tetua bukanlah orang bodoh. Mereka tidak membabi buta mewujudkan sumpah itu begitu saja, tidak, mereka fokus membangun karakter dari Awan Biru. Bagaimanapun mereka menginginkan sebuah kerajaan yang agung dan berjaya dari masa kemasa, untuk mewujudkannya diperlukan Raja yang berkemampuan luar biasa! Jika karakter Awan Biru tidak sesuai dengan harapan mereka, maka mereka akan menunggu keturunan Awan Biru baru melanjutkan sumpah mereka. Untungnya, karakter Awan Biru sangatlah baik, dia sangat rajin dan tekun dalam belajar. Dia berdisiplin tinggi dan sangat pintar dalam membaca, menulis, berhitung dan dalam strategi perang.

Walaupun ilmu silatnya sangat rendah namun Awan Biru mulai menunjukkan kualitas untuk menjadi raja. Setidaknya ia akan berlaku adil bagi rakyatnya, itu merupakan hal yang penting sebelum bergerak untuk mewujudkan sumpah mereka!

Belum puas akan hal tersebut, Kuil Nimia juga memikirkan cara untuk menempatkan para pendekar tangguh di bawah kepemimpinan Awan Biru nanti. Para pendekar itu harus mempunyai kesaktian tinggi dan kuat, alangkah bagusnya jika ia mempunyai loyalitas tinggi kepada Awan Biru dan tidak mengkhianatinya.

“Pendekar seperti ini sangat sulit didapatkan!” Ujar tetua keempat pesimis.

“Masalah ini kita bicarakan nanti,” Kata Tetua pertama, “Awan Biru masih sangat muda, dan kita masih bisa merekrut banyak talenta untuk kita didik.”

Ketika itu Tetua leluhur hanya bisa mengangguk setuju dengan pendapat Tetua pertama. Namun, siapa yang dapat menyangka kalau kandidat pendekar yang dimaksud kini berada di depan matanya.

‘Jika gadis dengan talenta silat setinggi ini menjadi istri Awan Biru, maka aku bisa tenang,’ Pikir Tetua leluhur girang, ‘Ini seperti sekali dayung dua-tiga pulau terlalui!’

Risa Aura memiliki wajah yang sangat cantik dan berbakat, ia tidak memalukan untuk menjadi ratu dari sebuah kerajaan. Lalu ia juga merupakan pendekar bertalenta tinggi di dunia, jika ia menjadi istri pasti ia akan menjaga suaminya dengan baik. Tetua leluhur mendapatkan kandidat istri dan pengawal sekaligus, apakah ini bukan suatu hal yang menggembirakan!

“Bi..Biksu, kau sudah gila ya?” Raung seorang pria muda berpakaian pengantin berwarna emas dari belakang Ketua Wural, “Risa Aura adalah tunanganku!”

“Benar, tetua leluhur!” Raung Tetua pertama tidak lagi bisa menahan emosinya, “Pertunangan antara Risa Aura dan Tuan Muda Yoro dari Klan Wural telah disepakati!”

Tetua leluhur memandang mereka menggunakan Qi untuk menekan kedua orang tersebut hingga terdiam. Kemudian pandangannya beralih ke Ketua Yori, “Apakah yang dikatakan mereka benar?”

Ketua Yori tersenyum dan menggelengkan kepala, “Tetua leluhur tidak perlu khawatir, pernyataan itu hanya pernyataan satu pihak dari Klan Wural! Masalah perkawinan antara Kuil Hati Kudus dan Klan Wural hanyalah hasil tekanan politik mereka kepada kami!”

“Ketua Yori, jaga mulutmu!” Raung Tetua pertama dari klan Wural marah, ia takut kepada Tetua leluhur namun menghadapi Ketua Yori bukanlah hal besar baginya.

“Diamlah!” Seru Tetua leluhur menghantam tetua pertama dengan tenaga Qinya hingga ia terpental belasan meter dan muntah darah, “Aku sudah mengatakannya tadi, Ketua Wural, 1 kata saja ada terucap dari mulut kalian maka akan kuhancurkan klan kalian! Tampaknya ucapanku itu dianggap enteng oleh klan kalian!”

“Mo.. Mohon Tetua leluhur tidak marah,” Ujar Ketua Wural berlutut cepat-cepat, “Mereka tidak bermaksud memotong pembicaraan anda, namun karena ini ada sangkut pautnya dengan urusan klan kami makanya mereka berani bersikap lancang. Hamba sangat berharap Tetua leluhur mau memberikan maaf kepada kami!”

“Kau merupakan pria dengan penuh ambisi,” kata Tetua leluhur dingin, “Berani-beraninya kau menekan Kuil Hati Kudus yang memiliki sejarah panjang!”

“Ini hanya salah paham,” ujar Tetua leluhur cepat-cepat, “Kami sama sekali tidak menekan Kuil Hati Kudus. Anakku, Yoro Wural dan Risa Aura saling mencinta sejak pandangan pertama, sebagai orangtua aku memberanikan diri untuk meminang murid Risa Aura demi anakku. Apakah hal itu salah?”

“Benarkah itu, Risa Aura?” Tanya Tetua leluhur kepada gadis dihadapannya.

“Lapor tetua, itu sama sekali tidak benar,” Kata Risa Aura dingin, “Hamba baru bertemu tuan muda Wural untuk pertama kali hari ini!”

“Dasar Pela—“

“Diamlah, kau!” Raung Tetua Wural seraya menghantam kepala Yoro Wural dengan tangan kanannya hingga terjatuh kesakitan, “Hahahaha, begitu, ya. Hahaha.. rupanya kesalahan ada di pihak kami! Kami mohon maaf telah membuat Kuil Hati Kudus dan Kuil Nimia menjadi susah”

“Sebaiknya kalian pulang sekarang,” kata Tetua leluhur dingin, “Nanti perwakilan Kuil Nimia akan datang untuk membuat perhitungan dengan kalian! Jika kalian tidak mau hancur.. kalian tahu apa yang harus kalian lakukan!”

“Tentu saja, tentu saja,” Ujar Tetua Wural pucat dan membawa seluruh pasukannya turun gunung. Siapa yang pernah menyangka kalau rencana yang dia susun bertahun-tahun kini berbuah malapetaka, “Kami permisi dulu, Tetua leluhur. Ketua Yori!”

“Maaf kami tidak bisa mengantar,” Jawab Ketua Yori dingin, keadaan mereka sudah berbalik sekarang sehingga Ketua Yori tidak perlu lagi menjaga perasaan Klan Wural.

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa,” Kata Ketua Wural tersenyum kecut.

Dikemudian hari, Klan Wural jatuh dari posisinya sebagai 10 Klan Utama kerajaan Hilram menjadi sebuah klan kecil yang berkuasa di wilayah pedesaan.

Setelah Klan Wural pergi suasana Kuil Hati Kudus menjadi lebih tenang dan percakapan antara Tetua leluhur dan para tetua Kuil Hati Kudus bisa dilakukan dengan lebih terbuka dan lebih banyak senyum.

“Bagaimana menurut kalian tawaranku ini?” Tanya Tetua leluhur, “Saat ini Awan Biru hanyalah bocah biasa, namun dimasa mendatang dia akan menjadi seorang raja besar! Masa depannya tidak perlu diragukan lagi!”

Ketua Yori hanya bisa tertawa dan tersenyum getir, “Mohon maaf, tetua leluhur. Kami tidak bisa memberikan jawaban sekarang, kiranya tetua dapat memberikan kami waktu untuk berembuk”

“Tentu saja, tentu saja,” kata Tetua leluhur tersenyum, “Sebenarnya aku masih mempunyai banyak urusan dan harus kembali ke Kuil Nimia secepat mungkin, namun karena aku menghormati Kuil Hati Kudus, maka aku akan tinggal ditempat ini selama 1 minggu penuh. Kuharap kalian bisa memberikan jawabannya selambatnya pada hari terakhir aku disini.”

“Aku mengerti,” Kata Ketua Yori, “Tetua ketujuh, antarkan tetua leluhur dan Tuan muda Awan Biru ke paviliun tamu!”

“Hamba menerima perintah ketua!” Ujar seorang wanita dari barisan tetua. Walaupun para tetua itu sudah berumur namun wajah mereka masih sangat segar dan cantik, tidak kalah dengan murid-murid mereka. Tidak salah kalau ada ungkapan, Di Kuil Hati Kuduslah gadis cantik bermukim!


“Guru, kenapa kau bersikap seperti itu kepada mereka?” Tanya Awan Biru menahan malu ketika mereka tiba dipaviliun tamu, wajahnya sangat merah dan dadanya terus berdebar kencang ketika memikirkan hal tersebut.

Bukan tanpa alasan Awan Biru bertingkah seperti itu, usianya saat ini adalah 13 tahun, masa dimana ia mulai merasakan pubertas dan salah satu gejala pubertas adalah ketertarikan terhadap lawan jenis. Harus diakui Risa Aura sangat cantik, bahkan bocah seperti dirinya tidak bisa berkutik dihadapan kecantikan gadis itu.

“Hehe, kenapa kau malu,” Ujar Tetua leluhur menggoda, “Kau benar-benar kesemsem ya dengan gadis itu?”

“Si..Siapa yang kesemsem!” Ujar Awan Biru salah tingkah.

“Kau tidak perlu takut akan hal ini,” kata Tetua leluhur sungguh-sungguh, “Guru pasti memikirkan yang terbaik bagi dirimu!”

Awan Biru menghela napas mendengar ucapan gurunya, “Tetap saja aku merasa malu, guru!”

“Dasar bocah,” Ujar Tetua leluhur sambil tertawa.

Sementara Awan Biru dan Tetua leluhur tengah santai beristirahat dari perjalanan panjang mereka, dipaviliun utama, 7 Tetua Utama Kuil Hati Kudus beserta ketua perguruan dan Risa Aura, berkumpul membahas permasalahan pertunangan ini dengan sangat serius.

“Bagaimana pendapat kalian mengenai tawaran Tetua leluhur?” Tanya Ketua Yori.

“Tawaran ini sangatlah baik, Ketua,” Ujar Tetua pertama, “Mendekatkan hubungan dengan Kuil Nimia jauh lebih berarti ketimbang klan manapun di Kerajaan Hilram!”

“Kakak pertama benar, Ketua,” Ujar Tetua keempat, “Dengan pernikahan ini kita bisa bangkit kembali menjadi Perguruan tingkat utama!”

“Ketua, masalah ini sangatlah pelik,” Ujar Tetua kedua, “Bagaimanapun yang menjadi pusatnya adalah Risa Aura sendiri, ada baiknya jika ia turut memberikan pendapat!”

“Kau benar,” Ujar Ketua Yori mengalihkan pandangan ke Risa yang tertunduk bingung, “Bagaimana pendapatmu mengenai masalah ini?”

“Lapor Ketua,” Ujar Risa Aura serius, “Aku tidak mengerti, bukankah anak itu adalah biksu? Bagaimana mungkin seorang biksu diijinkan menikah?”

“Aih, kau masih sangat muda, wajar jika kau tidak mengerti hubungan antara Kuil Nimia dan Klan Biru,” Kata Ketua Yori, “Yang bisa kukatakan, bocah itu adalah keturunan terakhir Klan Biru dan Kuil Nimia sangat menyayanginya. Walaupun ia berpakaian seperti biksu dan merupakan murid utama Kuil Nimia, namun dia bukanlah biksu. Dia tidak pantang makan daging ataupun menikah. Bisa dibilang ia berada di Kuil Nimia hanya untuk belajar ilmu silat!”

“Rupanya begitu,” Ujar Risa Aura mengangguk, “Ketua, sejak kecil aku tidak pernah melihat kedua orangtuaku dan tidak pernah merasakan kasih sayang mereka. Ketua dan para tetualah yang menyelamatkanku dan mendidikku hingga aku seperti sekarang ini. Ketua sendiri pula yang memberikanku marga Aura, marga murid-murid utama Kuil Hati Kudus!”

Sama seperti Kuil Nimia, Kuil Hati Kudus merekrut banyak sekali anak-anak yatim piatu atau anak perempuan yang terlantar dan mengajarinya ilmu beladiri. Bagi mereka yang berbakat maka akan diberikan marga Aura, yang berarti anak tersebut dapat menjadi ketua ataupun tetua perguruan ini.

“Mengenai pernikahan ini, aku menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua maupun para tetua,” Lanjut Risa Aura.

“Itu benar-benar luar biasa,” Puji Ketua Yori.

“Akan tetapi,” Risa Aura melanjutkan sungguh-sungguh, “Setelah aku menjadi istrinya maka aku akan menempatkan kepentingan suamiku diatas kepentingan Kuil Hati Kudus. Kuharap ketua dan para tetua mempertimbangkan hal tersebut!”

Risa Aura memang bukan gadis biasa. Ia mempunyai watak dan prinsip yang sangat jelas akan hidupnya, karena itulah dia mampu menembus berbagai hambatan dalam ilmu silat dan menjadi salah satu jenius di dunia.

“Sebelum kita mengambil keputusan, aku ingin mengingatkan satu hal,” Ujar Tetua kelima, “Kuil Nimia menginginkan Awan Biru menjadi raja dan memulihkan keturunan Klan Biru, yang berarti, di masa mendatang, Risa Aura bukanlah satu-satunya istri Awan Biru!”

Berbeda dengan kuil aliran Nimia yang mengijinkan perkawinan poligami, aliran Hati Kudus mengharamkan pernikahan poligami!

“Be..benarkah itu?” Seru Risa Aura tidak percaya. Dia merupakan pengikut taat aliran Hati Kudus dan baginya poligami adalah dosa yang tidak termaafkan.

“Itu benar,” Ujar Ketua Yori menghela napas.

“A,apapun itu, aku menyerahkan keputusannya kepada Ketua dan para tetua,” Ujar Risa Aura shock.

“Bagaimana jika kami memutuskan untuk menikahkanmu kepadanya?” Tanya tetua pertama.

“Aku akan menerimanya dan aku akan mencari cara agar bocah itu tidak mencari wanita lain selain diriku!” Ujar Risa Aura sungguh-sungguh, “Namun demikian, aku sangat berharap Ketua dan Para Tetua bisa memberikan keputusan setelah memikirkannya matang-matang, mengingat keputusan ini sangat berpengaruh bagi masa depanku!”

“Tenang saja, Risa,” Ujar Ketua Yori lembut, “Kami tidak akan menjadikanmu sebagai alat dan membiarkanmu menderita. Apapun keputusan kami nanti, itulah yang kami anggap terbaik bagi masa depanmu!”

“Terima kasih, guru!” Ujar Risa Aura sungguh-sungguh, “Kalau begitu, aku permisi dulu!”

“Istirahatlah,” Ujar Ketua Yori perhatian, “Hari ini memang sangat berat bagimu.”


Kuil Hati Kudus sangat berhati-hati dalam membuat keputusan, hal ini wajar mengingat Risa Aura merupakan jenius yang sebanding dengan Era Wimala dari Kuil Nimia, tanpa bantuan Kuil Nimia sekalipun masa depan Risa Aura sangatlah cerah. Namun demikian, Risa Aura seorang tidak akan mampu mengangkat derajat perguruan dalam waktu cepat, ia membutuhkan dukungan dan Kuil Nimia memiliki semuanya.

Setelah mempertimbangkan setiap malam, barulah pada hari ketujuh, hari terakhir dalam tawaran Tetua leluhur, Kuil Hati Kudus menerima tawaran Kuil Nimia untuk menikahkan kedua murid mereka.

“Bagus, bagus sekali!” Ujar Tetua leluhur senang, “Lalu, kapan kita memulai upacara pernikahannya?”

“Ah, mengenai itu,” Ujar Ketua Yori panik, “Mengingat Awan Biru masih sangat muda, bukankah lebih baik kita menunda pernikahan mereka hingga ia mencapai cukup umur!”

“Hal tersebut bukanlah masalah,” Ujar tetua leluhur mengibaskan tangannya tanda tidak setuju, “Menikah pada usia 13-14 tahun merupakan hal yang sangat wajar di dunia ini. tidak perlu kau khawatirkan hal itu!”

Melihat bagaimana Tetua leluhur memaksa membuat Ketua Yori tidak bisa berkata apapun untuk menolaknya. Sejujurnya, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat menolak permintaan Tetua leluhur, bahkan kaisar langitpun tidak berani.

“Aku mengerti,” Ujar Ketua Yori menghela napas, “Mengenai hari baiknya kami menyerahkan sepenuhnya kepada Tetua leluhur.”

Tetua leluhur hanya tersenyum mendengar hal tersebut dan mulai menghitung hari baik sebelum akhirnya berkata, “tanggal 8 bulan depan, atau 2 minggu lagi, merupakan hari dimana bulan bersinar purnama, itu sangat baik. kita akan adakan upacara pernikahan pada hari itu!”

Sambil tertawa Tetua leluhur melangkah keluar paviliun menuju kantor pengiriman berita. Ia lalu menyampaikan berita kepada Kuil Nimia mengenai pernikahan Awan Biru dan mengenai Klan Wural.

‘Mereka masih memiliki hutang denganku!’ Pikir Tetua leluhur.


Akibat penyerangan Klan Biru oleh Kerajaan Wiru, membuat cara berpikir dan bertindak Kuil Nimia berubah. Mereka yang dulu mengutamakan perdamaian kini berubah menjadi para penghukum yang meyakinkan para lawannya tidak berani melakukan hal-hal yang merugikan Kuil Nimia di masa mendatang!




No comments:

Post a Comment